A. Pendahuluan
Pada saat ini, peran serta
masyarakat di dalam pengelolaan hutan terus di dorong dan di tingkatkan. Hal
ini terlihat nyata dari upaya Kementerian Kehutanan untuk meningkatkan kapasitas
dan melibatkan kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan hutan melalui program
rehabilitasi hutan. Kelembagaan yang dimaksud adalah kelembagaan masyarakat
yang berbentuk kelompok tani hutan.
Keberadaan sebuah kelompok tani tidak
terlepas dari lingkungan yang mempengaruhi kelompok tersebut. Demikian juga
keberadaan kelompok tani hutan tidak dapat dilepaskan dari kelestarian hutan
yang dikelolanya melalui program rehabilitasi dan reklamasi hutan. Program
rehabilitasi dan reklamasi hutan merupakan upaya untuk memulihkan,
mempertahankan dan meningkatkan daya dukung, produktivitas,
peran dan fungsi hutan dalam mendukung sistem penyangga kehidupan secara
berkelanjutan.
Sebagai bagian dari pengelolaan
hutan secara lestari, program rehabilitasi hutan tidak akan berjalan dengan
baik tanpa didukung oleh kelembagaan petani hutan yang dikelola secara
berkelanjutan. Oleh karena itu, kelompok tani hutan harus mampu mengelola
dirinya sendiri dan menjaga eksistensinya agar dapat mengelola hutan secara
lestari. Menggunakan pendekatan dinamika kelompok, tulisan ini berupaya menawarkan
konsep keberlanjutan kelompok tani hutan dan indikator-indikator yang digunakan
untuk mengukur tingkat keberlanjutan kelompok tani hutan.